Rabu, 07 Oktober 2015

No matter what happen dear

One
Two
Three
Yeahh!

Sudah lama sekali pengen cerita tentang pengalaman pribadi yang lagi saya jalani prosesnya dan kali ini saya sempatkan menuliskan ini di catatan Blog saya. Tujuannya sih biar bisa dikenang dan di share kalian ya dearest.

Aku memutuskan untuk lanjut kuliah lagi ke DIV.

 Keputusan ini mungkin agak sepihak tanpa basa basi dulu sama suami meskipun kedua orangtua setuju dan mendukung banget. FYI : kuliahku ini sama sekali tidak mengutak utik gaji suamiku, full sepenuhnya dari awal dan sampai hampir akhir ini orangtuaku yang nanggung. Wahh..ini benar-benar membuat tragedy dan berkecamuknya rumah tangga. Banyak sekali masalah kecil yang awalnya gak masalah sejak kuliah ini jadi masalah. Kalo diingat flashback ke 7 bulan yang lalu berat sekali perjalanan saya. Sebenernya sampai sekarang juga masih berat tap saya sekarang sudah lebih HEWUL alias gak dipikir hihii. 

Suami 90% tidak mendukung, anak jadi sering sakit, laju Magelang-Semarang setiap hari tanpa kenal jam, susahnya cari rewang yang cocok sama Hael, waktu dan tenaga tersita, uangpun ikut menjadi masalah. Tapi saya adalah tipe wanita yang sama sekali gak bergantung penuh dengan suami, apapun kalo bias saya lakukan sendiri, so what?buktinya saya gak pernah rewel ataupun berkeluh kesah tentang capeknya laju 2.5-3 jam, saya pendem sendiri. Yess, saya gak pernah berkeluh kesah tentang caeknya saya sama dia lho.

Tapi ini benar-benar buat saya jadi bakoh, saya mandiri!selalu afirmasi positif itu yang saya berikan ke diri sendiri. Rasanya kacau balau dear, kuliah dan sudah berkeluarga punya balita, laju jauh tanpa dukungan. Hampa. Tapi don’t worry semua itu hanya proses, 7 bulan sudah saya lalui dan sejauh ini saya masih bakoh dan semangat hehe. Kadang iya sih capek bangeeeeet, badan cappek sampai rumah masih ngurus ini itu, belum juga tugas kampus dan lain sebagainya, pikiran ini itu dan itu gak bias saya share sama suami. Awwwwhhhhhhhhh argghhhhhh…..menjerit dalam batin!

Sampai pernah saking capeknya, saya kok tiba-tiba sms mama “mah, kok ceritaku sama kaya mama..waktu mama S1 gak didukug sama Papa, dan ini terjadi ke aku”. Jawabnya “coba ngomong ke Papa biar tau”. Tapi gak saya omongin ahh nanti malah jadi beban mereka. Oya tekad saya kuliah karena mama saya juga lho..dia wonder women! Dia sangat mandiri, urusan apapun dia kerjakan sendiri. Mama saya orang pintar, realistis, dan diakui kepintarannya. Dia sering banget keluar kota buat pelatihan mewakili kabupaten bahkan provinsi kemana-mana. Dia lulusan S2 Pendidikan dan kuliahnya pun gak didukung papa saya, tapi dia enjoy aja tuh. Malahan sekarang papa saya salut sama mama dan mengakui eksistensinya di dunia pendidikan. Ciyehhh…..

Selama lajju ini saya sudah ngerasain suka dukanya laju dari mulai ketinggalan bis, ngejar-ngejar bis, nunggu bis sampe lumuten, dijutekin pak polisi, lupa bawa kunci motor, keblabasen sampe Terboyo, salah naik bis, bis mogok, ndorong motor mogok, sampe kecopetan pun sudah pernah saya alami semua. Nanti saya share satu persatu ya suka dukanya. 

Stay tune dearest….besok kita sambung lagi ceritanya.

With full of love

Tidak ada komentar:

Posting Komentar