Kamis, 07 Januari 2016

SOSIAL KESPRO DAN MASALAHNYA



DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN REPRODUKSI

Sehat adalah kondisi normal dimana seseorang bisa melakukan aktivitas hidupnya dengan lancar dan tanpa gangguan. Selama beberapa dekade, definisi sehat masih diperbincangkan dan belum ada kata sepakat dari para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia. Akhirnya World Health Organization (WHO) membuat definisi universal yang menyatakan bahwa “sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya tebebas dari penyakit atau kelemahan” (WHO, 1947)
Menurut WHO, kesehatan mencakup 3 aspek, yakni: kesehatan jasmani, kesehatan rohani, dan kesehatan sosial. Konsep sehat ini tidak jauh dengan konsep sehat yang tertuang dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial serta di dalamnya kesehatan jiwa yang merupakan bagian integral kesehatan.
Sehat memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Banyak sekali hal yang mempengaruhi kesehatan kita, yang mungkin kita tidak sadari bahwa hal-hal yang berada di sekitar kita adalah faktor-faktor utama yang mempengaruhi kesehatan.Banyak sekali teori-teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, namun teori yang paling banyak digunakan adalah teori Blum.
Teori Blum
Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan.Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat.Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh.H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.
Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan.Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.
                                           Ilustrasi konsep blum
Semua Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga kesehatan warga negaranya.Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak mereka begitu dijaga dari segi gizi sehingga akan melahirkan keturunan yang berbobot. Kondisi yang berseberangan dialami Indonesia sebagai Negara agraris, segala regulasi pemerintah tentang kesehatan malah fokus pada penanggulangan kekurangan gizi masyarakatnya. Bahkan dilematisnya banyak masyarakat kota yang mengalami kekurangan gizi. Padahal dari hasil penelitian membuktikan wilayah Indonesia potensial sebagai lahan pangan dan perternakan karena wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung. Ada apa dengan pemerintah?.Satu jawaban yang pasti seringkali dalam analisis kesehatan pemerintah kurang mempertimbangkan pendapat ahli kesehatan masyarakat (public health) sehingga kebijakan yang dibuat cuma dari sudut pandang kejadian sehat-sakit.
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :
1. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010.Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya.Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti: berolah raga, tidur, merokok, minum, dll. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus dari sejak awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh.Sekali-kali atau dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas melakukan kebiasaan-kebiasaan harian.Namun, bagaimanapun juga sikap yang tidak berlebihan merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat.Tubuh kita memerlukan tidur, olah raga, dan rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan kesejahteraannya.
2. Lingkungan
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik.Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.
3. Pelayanan kesehatan
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan.Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan.Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat.Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar perananya.sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan.Utamanya program-program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya.penyakit itu dapat dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.
4. Genetik
Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan ???. Pertanyaan itu menjadi kunci dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang.Namun masih banyak saja anak Indonesia yang status gizinya kurang bahkan buruk.Padahal potensi alam Indonesia cukup mendukung.oleh sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan. Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.
2.3 Determinan yang mempengaruhi status kesehatan
Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya 4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: a). lingkungan, b). perilaku, c). pelayanan kesehatan, dan d).keturunan atau herediter. Keempat determinan tersebut adalah determinan untuk kesehatan kelompok atau komunitas yang kemungkinan sama di kalangan masyarakat. Akan tetapi untuk kesehatan individu, disamping empat faktor tersebut,  faktor internal individu juga berperan, misalnya : umur, gender, pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor herediter. Bila kita analisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua faktor diluar kehidupan manusia, baik secara individual, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti, disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.
  1. Faktor makanan
Makanan merupakan faktor penting dalam kesehatan kita. Bayi lahir dari seorang ibu yang telah siap dengan persediaan susu yang merupakan makanan lengkap untuk seorang bayi. Mereka yang memelihara tubuhnya dengan makanan yang cocok, menikmati tubuh yang benar-benar sehat.Kecocokan makanan ini menurut waktu, jumlah, dan harga yang tepat. Hanya saat kita makan secara berlebihan makanan yang tidak cocok dengan tubuh kita, maka tubuh akan bereaksi sebaliknya. Sakit adalah salah satu reaksi tubuh, dan bila kemudian dicegah atau dirawat dengan benar, tubuh kembali sehat.Penyakit merupakan peringatan untuk mengubah kebiasaan kita.Perlu diingat selalu bahwa tubuh kita hanya memerlukan makanan yang tepat dalam jumlah yang sesuai.
  1. Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatannya. Pendidikan juga secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam menjaga kesehatannya. Biasanya, orang yang berpendidikan (dalam hal ini orang yang menempuh pendidikan formal) mempunyai resiko lebih kecil terkena penyakit atau masalah kesehatan lainnya dibandingkan dengan masyarakat yang awam dengan kesehatan.
  1. Faktor sosioekonomi
Faktor-faktor sosial dan ekonomi seperti lingkungan sosial, tingkat pendapatan, pekerjaan, dan ketahanan pangan dalam keluarga merupakan faktor yang berpengaruh besar pada penentuan derajat kesehatan seseorang.Dalam masalah gizi buruk misalnya, masyarakat dengan tingkat ekonomi dan berpendapatan rendah biasanya lebih rentan menderita gizi buruk.Hal tersebut bisa terjadi karena orang dengan tingkat ekonomi rendah sulit untuk mendapatkan makanan dengan nilai gizi yang bisa dibilang layak.
  1. Latar belakang budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi. Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki beribu-ribu suku dengan adat istiadat yang berbeda-beda  pula. Sebagian dari adat istiadat tersebut ada yang masih bisa dibilang “primitif” dan tidak mempedulikan aspek kesehatan.Misalnya saja, pada suku Baduy yang tidak memperbolehkan masyarakat menggunakan alas kaki.
  1. Usia
Setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon yang berbeda-beda terhadap perubahan kesehatan yang terjadi.
  1. Faktor emosional
Setiap pemikiran positif akan sangat berpengaruh, pikiran yang sehat dan bahagia semakin meningkatkan kesehatan tubuh kita. Tidak sulit memahami pengaruh dari pikiran terhadap kesehatan kita.Yang diperlukan hanyalah usaha mengembangkan sikap yang benar agar tercapai kesejahteraan.
  1. Faktor agama dan keyakinan
Agama dan kepercayaan yang dianut oleh seorang individu secara tidak langsung mempengaruhi perilaku kita dalam berperilaku sehat.Misalnya, pada agama Islam.Islam mengajarkan bahwa “anna ghafatul minal iman” atau “kebersihan adalah sebagian dari iman”. Sebagai umat muslim, tentu kita akan melaksanakan perintah Allah SWT. untuk berperilaku bersih dan sehat.




KESPRO
PENGERTIAN KESPRO
Definisi Sehat (WHO)
            Keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh.  Jadi sehat berarti bukan sekedar tidak ada penyakit ataupun kecacatan, tetapi juga kondisi psikis dan sosial yang mendukung perempuan untuk melalui proses reproduksi
baik perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan standar kesehatan yang setinggi-tingginya, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang telah diakui dunia internasional
 Definisi Kesehatan Reproduksi
            Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
            Menurut BKKBN, (2001), defenisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan.
            Menurut ICPD (1994) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
            Menurut Drs. Syaifuddin kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan dimana suatu kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khususnya testis menghasilkan spermatozoid dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan.
            Menurut Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 kesehatan reproduksi adalah kemampuan seseorang untuk dapat memanfaatkan alat reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well Health Mother Baby) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal.
            Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.
            Menurut Depkes RI, 2000 kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah..
         Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial,yang berkaitan dengan alat,fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit,melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah.
MASALAH KESPRO
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan repoduksi yaitu :
  1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
  2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
  3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli kebebasannya secara materi, dsb).
  4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, dsb).
HAK KESPRO
Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll) untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga, dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak dan akan melahirkan. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang diakui di dunia internasional (Depkes RI, 2002).
  1. Menurut Depkes RI (2002) hak kesehatan reproduksi dapat dijabarkan secara praktis, antara lain :
    1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan keamanan klien.
2        Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu) berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah kesehtan reproduksi.
3        Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
4        Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
5        Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memilki hubungan yang didasari penghargaan
6        Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama tanpa unsure pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
7        Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang bertanggungjawab
8        Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap, dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS
  1. Menurut ICPD (1994) hak-hak reproduksi antara lain :
    1. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
    2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
    3.  Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
    4.  Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
    5.  Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak
    6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
    7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual
    8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan, ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
    9. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
    10.  Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
    11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi
    12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Menurut Piagam IPPF/PKBI Tentang Hak-hak reproduksi dan Seksual adalah:
    1. Hak untuk hidup
    2. Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan
    3.  Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi
    4.  Hak privasi
    5. Hak kebebasan berpikir
    6. Hak atas informasi dan edukasi
    7. Hak memilih untuk menikah atau tidak serta untuk membentuk dan merencanakan sebuah keluarga
    8. Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan punya anak
    9. Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan
    10. Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan
    11. Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik
    12. Hak untuk terbebas dari kesakitan dan kesalahan pengobatan 

CONTOH MASALAH GANGGUAN PADA KESEHATAN REPRODUKSI DAN UPAYA PENANGGULANGAN

INFERTILITAS
Infertilitas  adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun (Sarwono,497).
Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan menghasilkan keturunan (Elizbeth, 639).
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun  telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun (Djuwantono,2008, hal: 1).
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Infertile sekunder
Berrti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.

Penyebab infertilitas :
a.    Suami memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) kedalam organ reproduksi istri
b.    Istri memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovarium).
(Djuwantono,2008,2)
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.

Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :
a.       Pada wanita
·         Gangguan organ reproduksi
1.      Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina.
2.      Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
3.      Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.
4.      Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.



·         Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormone ini. Maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi.
·         Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
·         Endometriosis
·         Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
·         Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.

b.      Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:
·         Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
·         Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
·         Abnormalitas ereksi
·         Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
·         Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
·         Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker.

3.    FAKTOR-FAKTOR INFERTILITAS YANG SERING DITEMUKAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas pasangan sangat tergantung pada keadaan local, populasi dan diinvestigasi dan prosedur rujukan.
a.       Faktor koitus pria
Riwayat dari pasangan pria harus mencakup setiap kehamilan yang sebenarnya, setiap riwayat infeksi saluran genital, misalnya prostates, pembedahan atau cidera pada genital pria atau daerah inguinal, dan setiap paparan terhadap timbel, cadmium,radiasi atau obat kematerapeutik. Kelebihan konsumsi alcohol atau rokok atau paparan yang luar biasa terhadap panas lingkungan harus dicari.
b.      Faktor ovulasi
Sebagian besar wanita dengan haid teratur (setiap 22 – 35hari) mengalami ovulasi, terutama kalau mereka mengalami miolimina prahaid (misalnya perubahan payudara, kembung, dan perubahan suasana hati).
c.       Faktor serviks
Selama beberapa hari sebelum ovulasi, serviks menghasilkan lender encer yang banyak yang bereksudasi keluar dari serviks untuk berkontak dengan ejakulat semen. Untuk menilai kualitasnya, pasien harus diperiksa selama fase menjelang pra ovulasi (hari ke-12 sampai 14 dari siklus 28 hari).
d.      Faktor tuba-rahim
Penyumbatan tuba dapat terjadi pada tiga lokasi: akhir fimbriae, pertengahan segmen, atau pada istmus kornu. Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang banyak ditemukan. Salpingitis yang sebelumnya dan penggunaan spiral adalah penyebab yang lazim, meskipun sekitar separohnya tidak berkaitan dengan riwayat semacam itu. Penyumbatan pertengahan segmen hamper selalu diakibatkan oleh sterilisasi tuba. Penyumbatan semacam itu, bila tak ada riwayat ini, menunjukan tuberculosis. Penyumbatan istmus kornu dapat bersifat bawaan atau akibat endometriosis, adenomiosis tuba atau infeksi sebelumnya. Pada 90% kasus, penyumbatan terletak pada istmus dekat tanduk (kornu) atau dapat melibatkan bagian dangkal dari lumen tuba didalam dinding organ.
e.       Faktor peritoneum
Laparoskopi dapat menengali patologi yang tak disangka-sangka sebelumnya pada 30 sampai 50% wanita dengan infertilitas yang tak dapat diterangkan. Endometriosis adalah penemuan yang paling lazim. Perlekatan perianeksa dapat ditemukan, yang dapat menjauhkan fimbriae dari permukaan ovarium atau menjebak oosit yang dilepaskan.
(Cristina, 600-607)

5.    PENCEGAHAN INFERTILITAS
a.       Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven RB,1985).
b.      Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).
c.       Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).
d.      Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL / SEXUAL TRANSMITED DISEASE’s
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui perilaku seksual, seperti hubungan seksual, oral sex, dan anal sex.

Penyebab dari penyakit menular seksual ada bermacam-macam yaitu : bakteri(contoh:sifilis, gonorrhea, Chlamydia), jamur (contoh :candidiasis), virus (contoh : HIV, herpes), dan parasit (contoh : scabies).
Beberapa penyakit Menular seksual yang sering adalah :
1.      HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang ditandai dengan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh. Penderita AIDS mudah diserang infeksi oportunistik (infeksi yang disebabkan oleh kuman yang pada keadaan sistem kekebalan tubuh normal tidak terjadi) dan kanker dan biasanya berakhir dengan kematian.

HIV adalah sesorang yang telah terinfeksi viru HIV tetapi belum menunjukkan gejala-gejala klinis, masih tampak sehat dan seperti orang normal.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5cw_RudlVRIuzXRpYVoOM7ov7lEIt58Fw_3l9zzKtI7cytjV3T25jy2aAO6jZe9tMCkTqgInyr5OlowvHkCLb4YJMDhg233SMdgLgkRLpCO_f6ZiGsUjsE12DVGXSAln4G2y6Xy7t7hKn/s400/pms4.jpg
2.      GONORE
Gonore atau Gonorrhea (bahasa Inggris) atau kencing nanah adalah penyakit kelamin disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae, yang dapat menyerang pria maupun wanita. Penyakit ini sangat menular terutama melalui hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan. Penyakit ini menyerang atau menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan (melalui oral seksual), dan bagian putih mata (konjungtiva), jika terkena mengenai mata. Pada wanita gejalanya adalah terasa nyeri sewaktu bak (buang air kecil) atau disebut drysurria, mengeluarkan cairan yang berlebihan dari vagina (vaginal discharge), demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Jika tidak segera diobati akan menyebabkan kemandulan. Pada pria gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis (menurut wikipedia). Penyakit ini mengintai orang-orang yang melakukan nikah kontrak dengan bergonta-ganti pasangan sexual. Meskipun penyakit yang sangat mengerikan dan menular ini dapat diobati, pencegahan adalah langkah terbaik sebelum tertular. Pencegahan yang paling utama adalah tidak melakukan aktivitas sexual dengan bergonta-ganti pasangan
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5ZXq8T4aivl7lvQTchj9X4QRmj7bzK-wB9C5yim_VqZ7nKEE2Sp_eqtZwCb7dbSWXu8KE9NZnob1IbinNOZCpmXTJ-DPcD8TqzeAG-54U5Ed8oxjKofY0fu2_GrvfUHx_8fMsnJKNSCLK/s400/pms6.jpg


3.      HERPES KELAMIN
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi57O5YKnRv91zrzgKiNx1W6JiU3MgjtF2YejXXPNBDVSA0xAIxqKo5JXP7HD62jwgfFf6bZbqzC9onpaVf45x6Kkgqfdbqir4KCUtorsEkUKHM0Z0Jx-i38JJgxtmTv-uhHGa8hRhtY8G/s1600/pms3.jpg
Herpes kelamin atau herpes genitalis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), penyakit ini sangat menular dan mengifeksi daerah kelamin. Gejala dari herpes disebut wabah. Dan biasanya muncul luka (bisul) di dekat daerah di mana virus telah memasuki tubuh. Mereka berubah menjadi lepuh, menjadi gatal dan menyakitkan, dan kemudian sembuh dan kemudian muncul kembali jika ada faktor pemicunya. Kadang-kadang orang tidak tahu bahwa mereka memiliki herpes karena mereka tidak menunjukkan gejala atau gejala sangat ringan. Penyakit ini dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan dan akan tetap akan bermukim didalam tubuh. Tetapi obat dapat membantu tubuh melawan virus dalam tubuh, dapat membantu mengurangi gejala, menurunkan wabah, dan menurunkan resiko penularan virus kepada orang lain. Herpes genitalis umumnya menyerang dan menyebabkan luka pada daerah genital Anda atau dubur, bokong, dan paha yang dapatkan dari berhubungan seks, bahkan seks oral yang terinfeksi virus ini. Virus dapat menyebar meskipun tidak ada luka/bisul. Bayi baru lahir juga dapat terinfeksi virus ini jika sang ibu mengidap penyakit yang mengerikan ini. Wanita kerap kali tidak sadar bahwa ia menderita herpes karena lecet terjadi di dalam vagina.
4.      INFEKSI JAMUR atau Candidiasis
Genital/vulvovaginal candidiasis (VVC) atau disebut juga infeksi jamur, adalah salah satu penyakit kelamin yang disebabkan oleh jamur. Wanita dewasa lebih rentan terserang infeksi jamur, jika pertumbuhan jamur melebihi batas normal. Candida (jamur) selalu hadir dalam dan pada tubuh dalam jumlah kecil. Namun, ketika ketidakseimbangan terjadi, seperti ketika perubahan tingkat keasaman normal vagina atau ketika perubahan keseimbangan hormon, Candida dapat berkembang biak. Gejalanya pada wanita dapat berupa gatal pada kelamin, perasaan terbakar, keputihan. Jika pada pria biasanya ruam gatal pada penis. Gejala-gejala VVC serupa dengan banyak infeksi kelamin lainnya, sehingga sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika memiliki gejala-gejala tersebut. Infeksi jamur pada kelamin dapat disembuhkan dengan krim anti jamur. Langkah-langkah ini dapat membantu mencegah infeksi jamur vagina:
- Mengenakan pakaian dalam dari katun
- Menghindari ketat pakaian yang terbuat dari serat sintetis, seperti nilon
- Gunakan kertas toilet putih nonparfum
- Menjaga kebersihan area genital
- Gunakan handuk (bukan hair dryer) untuk mengeringkan daerah genital
- Melepaskan pakaian renang yang basah sesegera mungkin setelah berenang
- Menggunakan pembalut yang bebas parfum
5.     SIFILIS
Sifilis atau syphilis adalah menyakit kelamin yang mengerikan berikutnya. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema pallidum. Menginfeksi daerah kelamin, bibir, mulut, atau anus baik pria maupun wanita. Sifilis adalah penyakit seksual yang sangat menular dari aktivitas kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi sifilis, pada proses kehamilan dari ibu ke banyinya, perilaku menyimpang (homoseksual), bergonta-ganti pasangan seksual dan orang yang terinfeksi HIV. Gejala atau tanda-tanda sifilis luka kecil, bulat, sakit, pada kelamin, anus atau mulut dan menyebabkan ruam pada tubuh, terutama pada telapak tangan atau telapak kaki. Kadang-kadang menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening di dekatnya. Banyak orang tidak menyadari gejalanya selama bertahun-tahun, karena gejala ini bisa datang dan pergi. Dalam tahap/stadium yang parah sifilis dapat menyebabkan kerusakan otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang dan sendi. Jika tidak ditangani dengan serius sifilis dapat menyebabkan kelumpuhan, mati rasa, kebutaan, cacat lahir atau keguguran dan yang paling ekstrim dapat menyebabkan kematian.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh6jfmDQ9O8rzO7dWQS0kGTLT9Aqo9ZPZgnJ0HJFv42OsJHFQUdB2nIcznu6-ZSJCKhr5yAsW5z4OF-HafewnlrT7SgLaY5yzcZhMgHYtlOUmg5oyN840gZ-hQ7OPPRl0RBvRl7TCkIt7w/s1600/images+%289%29.jpg

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH7a5Hw2t8f6XD_WaEl0RRDK6DrqP16X3c6edwZD_Y-_P4wKT1Bzc6Lfl8hyphenhyphenza-QzoimZQgzKthFhzj8fZmIvCIO30sRdj9zPvm8euDA2UTWXO7OfSWOBp8xeW2IWweLWZhWKvvnbMdpAu/s1600/images+%2810%29.jpg

6.     KLAMIDIA
Klamidia atau chlamydia (bahasa Inggris) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri, yang disebut bacteria Chlamydia trachomatis. Penyakit ini menginfeksi pria maupun wanita melalui hubungan seksual yang terinfeksi bakteri tersebut. Penyakit ini memiliki gejala yang ringan, bahkan tidak disadari oleh si penderitanya, komplikasi yang serius dapat menyebabkan kerusakan permanen dan infertilitas. Gejala dari klamidia adalah keputihan yang abnormal, terasa nyeri seperti terbakar ketika berkemih, mungkin terasa nyeri perut bagian bawah, nyeri punggung bawah, mual, demam, sakit ketika berhubungan seksual dan lain sebagainya. Jika pada pria gejalanya adalah cairan yang berlebihan pada penis, perasaan terbakar dan gatal pada sekitar pembukaan penis. Cara terbaik agar terhindar dari bakteri Chlamydia adalah menjauhkan diri dari kontak seksual yang terinfeksi bakteri tersebut, menjalankan hubungan yang sehat dengan pasangan (suami/istri) yang tidak terinfeksi, serta menjauhkan diri dari pergaulan yang mengarah kepada seks bebas
7.     KUTU KELAMIN DAN KUDIS
Penyakit kelamin menular selanjutnya adalah kutu kelamin dan kudis yang disebabkan oleh adanya parasit yang hidup di organ genital kita. Kutu kelamin adalah parasit yang hidup di rambut kemaluan, ukurannya sangat kecil (lebih kecil atau sama dengan 1/8 inch), berwana kelabu kecoklatan, menetap pada rambut kemaluan, tetapi mereka kadang-kadang dapat ditemukan pada rambut tubuh lainnya, seperti rambut di kaki, ketiak, kumis, jenggot, alis, atau bulu mata. Kutu kemaluan yang ditemukan di alis atau bulu mata anak-anak mungkin merupakan tanda paparan seksual atau pelecehan. Kutu ditemukan di kepala  umumnya kutu kepala, bukan kutu kemaluan. Dapat disembuhkan dengan obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin. Pencegahan dengan menjaga kebersihan area genital, tidak melakukan seks bebas adalah langkah yang tepat agar terhindar dari kutu kelamin. Sedangkan kudis (scabies) adalah sejenis tungau yang bersembunyi ke dalam kulit di daerah kelamin, tangan, jari-jari dan rambut dada. Penyakit ini umumnya Anda diperoleh dari kontak seksual atau kontak fisik dengan orang lain yang terdapat kutu atau kudis di kelaminnya. Kutu kelamin dan kudis juga bisa berada di tempat tidur, pakaian, kursi toilet dan handuk yang terinfeksi. Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menerapkan gaya hidup higienis adalah satu cara agar terhindar dari kutu kelamin dan kudis (scabies).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigLEBl0jP3Xyw1sRYANzOV59ujeh3dv8oubHllwVElmDCqkGdNzLzfwqRyw4wiDSJQdcoNFRPcR6E7b0oQAzE1CNgB5mTL7KWQ7TNWQPQZaNDRU2k9cMkYSQzLHM-ldydsI0g_ngx-zkMU/s400/kutu+kelamin.jpg

8.     BISUL PADA ALAT KELAMIN
Disebabkan oleh virus (Virus Human Papilloma atau HPV) dapat muncul berupa satu atau banyak bisul atau benjolan antara sebulan sampai setahun setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit kelamin tersebut. Pada umumnya tidak dapat terlihat pada wanita karena terletak di dalam vagina, atau pada pria karena terlalu kecil. Bisul pada kelamin dapat berakibat serius pada wanita karena dapat menyebabkan kanker cervix. Bisul pada kelamin ini dapat disembuhkan, wanita harus menjalankan pap smear setiap kali berganti pasangan intim.
9.     TRIKOMONIASIS
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit protozoa yang disebut Trichomonas vaginalis. Seperti penyakit menular seksual lainnya, trikomoniasis juga menyerang area genital. Jika pada laki-laki parasit ini menginfeksi area uretra dan pada wanita vagina adalah tempat yang umum terinfeksi parasit ini. Pada wanita penyakit ini menunjukkan gejala keputihan yang tidak biasa, jika ini tidak segera ditangani maka trikomoniasis dapat meningkatkan resiko tertular HIV. Dan pada wanita hamil dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Trikomoniasis dapat disembuhkan dengan pengobatan resep dokter. Orang yang sedang dalam pengobatan trikomoniasis tidak diperbolehkan melakukan aktivitas seksual hingga perawatan selesai. Menjalani pola hidup yang sehat, menjaga kebersihan area vital, tidak melakukan seks bebas, adalah pencegahan terbaik daripada mengobati. Karena bukan tidak mungkin orang yang telah sembuh dari trikomoniasis dapat terserang penyakit ini lagi atau dengan kata lain orang masih bisa rentan terhadap infeksi ulang.
10.     PID
Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau dalam bahasa Indonesia-nya adalah penyakit radang panggul yaitu istilah untuk radang rahim, saluran tuba atau ovarium yang berkembang menjadi luka parut dengan perlengketan jaringan atau organ didekatnya. PID dapat disebabkan oleh virus, jamur dan parasit, namun kasus yang paling banyak ditemui adalah disebabkan oleh infeksi bakteri. PID hanya menyerang pada kaum wanita, dan dapat menyebabkan kemandulan. Gejala yang umum terjadi adalah keputihan, rasa nyeri saat BAK, nyeri perut atau panggul, sakit saat hubungan seksual atau pendarahan pada siklus menstruasi. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan antibiotik. Segera periksa ke dokter jika anda menemukan gejala itu. Pengobatan yang tepat dapat mencegah terjadinya komplikasi termasuk kerusakan permanen pada organ reproduksi wanita.


DAFTAR PUSTAKA