DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN REPRODUKSI
Sehat
adalah kondisi normal dimana seseorang bisa melakukan aktivitas hidupnya dengan
lancar dan tanpa gangguan. Selama beberapa dekade, definisi sehat masih
diperbincangkan dan belum ada kata sepakat dari para ahli kesehatan maupun
tokoh masyarakat dunia. Akhirnya World Health Organization (WHO) membuat
definisi universal yang menyatakan bahwa “sehat adalah suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya tebebas dari
penyakit atau kelemahan” (WHO, 1947)
Menurut
WHO, kesehatan mencakup 3 aspek, yakni: kesehatan jasmani, kesehatan rohani,
dan kesehatan sosial. Konsep sehat ini tidak jauh dengan konsep sehat yang
tertuang dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini
maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari
unsur-unsur fisik, mental, dan sosial serta di dalamnya kesehatan jiwa yang
merupakan bagian integral kesehatan.
Sehat
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Banyak
sekali hal yang mempengaruhi kesehatan kita, yang mungkin kita tidak sadari
bahwa hal-hal yang berada di sekitar kita adalah faktor-faktor utama yang
mempengaruhi kesehatan.Banyak sekali teori-teori yang menjelaskan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, namun teori yang paling banyak
digunakan adalah teori Blum.
Teori Blum
Konsep
hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan.Kondisi
sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga
spiritual dan sosial dalam bermasyarakat.Untuk menciptakan kondisi sehat
seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh.H.L
Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat.Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya
masalah kesehatan.
Keempat
faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor
lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan
kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik
(keturunan).Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi
kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.Diantara faktor tersebut
faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan
paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan.Hal ini disebabkan
karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan
karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku
masyarakat.
Ilustrasi konsep blum
Semua
Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga kesehatan warga
negaranya.Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak mereka begitu dijaga
dari segi gizi sehingga akan melahirkan keturunan yang berbobot. Kondisi yang
berseberangan dialami Indonesia sebagai Negara agraris, segala regulasi
pemerintah tentang kesehatan malah fokus pada penanggulangan kekurangan gizi
masyarakatnya. Bahkan dilematisnya banyak masyarakat kota yang mengalami
kekurangan gizi. Padahal dari hasil penelitian membuktikan wilayah Indonesia
potensial sebagai lahan pangan dan perternakan karena wilayahnya yang luas
dengan topografi yang mendukung. Ada apa dengan pemerintah?.Satu jawaban yang
pasti seringkali dalam analisis kesehatan pemerintah kurang mempertimbangkan
pendapat ahli kesehatan masyarakat (public health) sehingga kebijakan yang
dibuat cuma dari sudut pandang kejadian sehat-sakit.
Dalam
konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing faktor saling
keterkaitan berikut penjelasannya :
1. Perilaku masyarakat
Perilaku
masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk
mewujudkan Indonesia Sehat 2010.Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan
sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga
kesehatannya.Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu
misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang
memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan
masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan
menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Beberapa
kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti: berolah raga, tidur, merokok,
minum, dll. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang bagus dari sejak awal,
hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh.Sekali-kali atau
dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lama, kita bebas melakukan
kebiasaan-kebiasaan harian.Namun, bagaimanapun juga sikap yang tidak berlebihan
merupakan suatu keharusan agar benar-benar sehat.Tubuh kita memerlukan tidur,
olah raga, dan rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan
kesejahteraannya.
2. Lingkungan
Berbicara
mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik.Lingkungan
yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya
penyakit.Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya
penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan
tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung
jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Disamping
lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk
sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu
dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang
buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.
3. Pelayanan kesehatan
Kondisi
pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.Pelayanan
kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan.Masyarakat membutuhkan
posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu
dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan.Terutama untuk pelayanan
kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat.Kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas
sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar
perananya.sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan
edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai
manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam
menyusun program-program kesehatan.Utamanya program-program pencegahan penyakit
yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak
kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam berdarah,
malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung
karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya.penyakit itu dapat dengan mudah
dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi
lingkungan dan kesehatannya.
4. Genetik
Seperti
apa keturunan generasi muda yang diinginkan ???. Pertanyaan itu menjadi kunci
dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu bangsa ditentukan oleh
kualitas generasi mudanya.Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan kualitas
generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki kreatifitas
tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam
hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah
perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang.Namun masih
banyak saja anak Indonesia yang status gizinya kurang bahkan buruk.Padahal
potensi alam Indonesia cukup mendukung.oleh sebab itulah program penanggulangan
kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan.
Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan
berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat
dan cepat dapat tertangani.
2.3 Determinan yang mempengaruhi status kesehatan
Teori
klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya 4 determinan
utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.
Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap
kesehatan adalah: a). lingkungan, b). perilaku, c). pelayanan kesehatan, dan
d).keturunan atau herediter. Keempat determinan tersebut adalah determinan
untuk kesehatan kelompok atau komunitas yang kemungkinan sama di kalangan
masyarakat. Akan tetapi untuk kesehatan individu, disamping empat faktor
tersebut, faktor internal individu juga berperan, misalnya : umur,
gender, pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor herediter. Bila kita
analisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua
faktor diluar kehidupan manusia, baik secara individual, kelompok, maupun
komunitas yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan
manusia itu. Hal ini berarti, disamping determinan-determinan derajat kesehatan
yang telah dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang
mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau
masyarakat.
- Faktor makanan
Makanan
merupakan faktor penting dalam kesehatan kita. Bayi lahir dari seorang ibu yang
telah siap dengan persediaan susu yang merupakan makanan lengkap untuk seorang
bayi. Mereka yang memelihara tubuhnya dengan makanan yang cocok, menikmati
tubuh yang benar-benar sehat.Kecocokan makanan ini menurut waktu, jumlah, dan
harga yang tepat. Hanya saat kita makan secara berlebihan makanan yang tidak
cocok dengan tubuh kita, maka tubuh akan bereaksi sebaliknya. Sakit adalah
salah satu reaksi tubuh, dan bila kemudian dicegah atau dirawat dengan benar,
tubuh kembali sehat.Penyakit merupakan peringatan untuk mengubah kebiasaan
kita.Perlu diingat selalu bahwa tubuh kita hanya memerlukan makanan yang tepat
dalam jumlah yang sesuai.
- Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Tingkat
pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang untuk memahami
faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan
tersebut untuk menjaga kesehatannya. Pendidikan juga secara tidak langsung akan
mempengaruhi perilaku seseorang dalam menjaga kesehatannya. Biasanya, orang
yang berpendidikan (dalam hal ini orang yang menempuh pendidikan formal)
mempunyai resiko lebih kecil terkena penyakit atau masalah kesehatan lainnya
dibandingkan dengan masyarakat yang awam dengan kesehatan.
- Faktor sosioekonomi
Faktor-faktor
sosial dan ekonomi seperti lingkungan sosial, tingkat pendapatan, pekerjaan,
dan ketahanan pangan dalam keluarga merupakan faktor yang berpengaruh besar
pada penentuan derajat kesehatan seseorang.Dalam masalah gizi buruk misalnya,
masyarakat dengan tingkat ekonomi dan berpendapatan rendah biasanya lebih
rentan menderita gizi buruk.Hal tersebut bisa terjadi karena orang dengan
tingkat ekonomi rendah sulit untuk mendapatkan makanan dengan nilai gizi yang
bisa dibilang layak.
- Latar belakang budaya
Latar
belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu, termasuk
sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi. Indonesia
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki beribu-ribu suku dengan adat
istiadat yang berbeda-beda pula. Sebagian dari adat istiadat tersebut ada
yang masih bisa dibilang “primitif” dan tidak mempedulikan aspek
kesehatan.Misalnya saja, pada suku Baduy yang tidak memperbolehkan masyarakat
menggunakan alas kaki.
- Usia
Setiap
rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon yang berbeda-beda
terhadap perubahan kesehatan yang terjadi.
- Faktor emosional
Setiap
pemikiran positif akan sangat berpengaruh, pikiran yang sehat dan bahagia
semakin meningkatkan kesehatan tubuh kita. Tidak sulit memahami pengaruh dari
pikiran terhadap kesehatan kita.Yang diperlukan hanyalah usaha mengembangkan
sikap yang benar agar tercapai kesejahteraan.
- Faktor agama dan keyakinan
Agama
dan kepercayaan yang dianut oleh seorang individu secara tidak langsung
mempengaruhi perilaku kita dalam berperilaku sehat.Misalnya, pada agama
Islam.Islam mengajarkan bahwa “anna ghafatul minal iman” atau “kebersihan
adalah sebagian dari iman”. Sebagai umat muslim, tentu kita akan melaksanakan
perintah Allah SWT. untuk berperilaku bersih dan sehat.
KESPRO
PENGERTIAN
KESPRO
Definisi Sehat (WHO)
Keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh. Jadi sehat berarti
bukan sekedar tidak ada penyakit ataupun kecacatan, tetapi juga kondisi psikis
dan sosial yang mendukung perempuan untuk melalui proses reproduksi
baik perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan standar kesehatan yang setinggi-tingginya, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang telah diakui dunia internasional
baik perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan standar kesehatan yang setinggi-tingginya, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang telah diakui dunia internasional
Definisi
Kesehatan Reproduksi
Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata
produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi
mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi
kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh
yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
Menurut BKKBN, (2001), defenisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara
fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang
berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya
kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan.
Menurut ICPD (1994) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan
sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi
serta proses reproduksi.
Menurut Drs. Syaifuddin kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
kesehatan dimana suatu kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang
khususnya testis menghasilkan spermatozoid dan ovarium menghasilkan sel kelamin
perempuan.
Menurut Ida Bagus Gde Manuaba, 1998
kesehatan reproduksi adalah kemampuan seseorang untuk dapat memanfaatkan alat
reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan
persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well Health Mother
Baby) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal.
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.
Menurut Depkes RI, 2000 kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara
menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan
alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi
bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat
memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah
menikah..
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik,
mental dan kehidupan sosial,yang berkaitan dengan alat,fungsi serta proses
reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari
penyakit,melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang
aman dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah.
MASALAH KESPRO
Secara
garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak
buruk bagi kesehatan repoduksi yaitu :
- Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
- Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
- Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli kebebasannya secara materi, dsb).
- Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, dsb).
HAK KESPRO
Hak
reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, baik
laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur,
agama, dll) untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri,
keluarga, dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta
penentuan waktu kelahiran anak dan akan melahirkan. Hak reproduksi ini
didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang diakui di dunia
internasional (Depkes RI, 2002).
- Menurut Depkes RI (2002) hak kesehatan reproduksi dapat dijabarkan secara praktis, antara lain :
- Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan keamanan klien.
2
Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu)
berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas,
reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis
yang digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah kesehtan reproduksi.
3
Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif,
terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak
melawan hukum.
4
Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang
memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan,
serta memperoleh bayi yang sehat.
5
Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memilki hubungan yang didasari
penghargaan
6
Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang
diinginkan bersama tanpa unsure pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
7
Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat
dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani
kehidupan seksual yang bertanggungjawab
8
Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap,
dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS
- Menurut ICPD (1994) hak-hak reproduksi antara lain :
- Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
- Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
- Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
- Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
- Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak
- Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
- Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual
- Hak mendapatkan manfaat kemajuan, ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
- Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
- Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
- Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi
- Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Menurut Piagam IPPF/PKBI Tentang
Hak-hak reproduksi dan Seksual adalah:
- Hak untuk hidup
- Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan
- Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi
- Hak privasi
- Hak kebebasan berpikir
- Hak atas informasi dan edukasi
- Hak memilih untuk menikah atau tidak serta untuk membentuk dan merencanakan sebuah keluarga
- Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan punya anak
- Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan
- Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan
- Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik
- Hak
untuk terbebas dari kesakitan dan kesalahan pengobatan
CONTOH MASALAH GANGGUAN PADA KESEHATAN REPRODUKSI DAN UPAYA
PENANGGULANGAN
INFERTILITAS
Infertilitas adalah kegagalan
dari pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan setelah
melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun (Sarwono,497).
Infertilitas
(kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan menghasilkan
keturunan (Elizbeth, 639).
Ketidaksuburan
(infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu
memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 – 3
kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi jenis apapun (Djuwantono,2008, hal: 1).
Secara medis
infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali
perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Infertile sekunder
Berrti pasangan
suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum
mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3
kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
Penyebab
infertilitas :
a. Suami memiliki system dan
fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan sel
kelamin pria (spermatozoa) kedalam organ reproduksi istri
b. Istri memiliki system dan
fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita
(sel telur atau ovarium).
(Djuwantono,2008,2)
Infertilitas
tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian
membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri
40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa
infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.
Berbagai
gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :
a. Pada wanita
· Gangguan
organ reproduksi
1. Infeksi vagina
sehingga meningkatkan keasaman vagina akan membunuh sperma dan pengkerutan
vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina.
2. Kelainan pada
serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus
serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim
terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan
parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
3. Kelainan pada
uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan
fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan
suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.
4. Kelainan tuba
falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi
obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
· Gangguan
ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena
ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan
LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi
karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan yang menyebabkan
terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi
kedua hormone ini. Maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir
pada gangguan ovulasi.
· Kegagalan
implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami
kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi
pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya
fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
· Endometriosis
· Faktor
immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu,
maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi
ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
· Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
b. Pria
Ada beberapa
kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:
· Abnormalitas
sperma; morfologi, motilitas
· Abnormalitas
ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
· Abnormalitas
ereksi
· Abnormalitas
cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
· Infeksi
pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
· Lingkungan;
Radiasi, obat-obatan anti kanker.
3. FAKTOR-FAKTOR
INFERTILITAS YANG SERING DITEMUKAN
Faktor-faktor
yang mempengaruhi infertilitas pasangan sangat tergantung pada keadaan local,
populasi dan diinvestigasi dan prosedur rujukan.
a. Faktor koitus
pria
Riwayat dari
pasangan pria harus mencakup setiap kehamilan yang
sebenarnya, setiap riwayat infeksi saluran genital, misalnya prostates,
pembedahan atau cidera pada genital pria atau daerah inguinal, dan setiap
paparan terhadap timbel, cadmium,radiasi atau obat kematerapeutik. Kelebihan
konsumsi alcohol atau rokok atau paparan yang luar biasa terhadap panas
lingkungan harus dicari.
b. Faktor ovulasi
Sebagian besar
wanita dengan haid teratur (setiap 22 – 35hari) mengalami ovulasi, terutama
kalau mereka mengalami miolimina prahaid (misalnya perubahan payudara, kembung,
dan perubahan suasana hati).
c. Faktor
serviks
Selama beberapa
hari sebelum ovulasi, serviks menghasilkan lender encer yang banyak yang
bereksudasi keluar dari serviks untuk berkontak dengan ejakulat semen. Untuk
menilai kualitasnya, pasien harus diperiksa selama fase menjelang pra ovulasi
(hari ke-12 sampai 14 dari siklus 28 hari).
d. Faktor tuba-rahim
Penyumbatan
tuba dapat terjadi pada tiga lokasi: akhir fimbriae, pertengahan segmen, atau
pada istmus kornu. Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang banyak
ditemukan. Salpingitis yang sebelumnya dan penggunaan spiral adalah penyebab
yang lazim, meskipun sekitar separohnya tidak berkaitan dengan riwayat semacam
itu. Penyumbatan pertengahan segmen hamper selalu diakibatkan oleh sterilisasi
tuba. Penyumbatan semacam itu, bila tak ada riwayat ini, menunjukan
tuberculosis. Penyumbatan istmus kornu dapat bersifat bawaan atau akibat
endometriosis, adenomiosis tuba atau infeksi sebelumnya. Pada 90% kasus,
penyumbatan terletak pada istmus dekat tanduk (kornu) atau dapat melibatkan
bagian dangkal dari lumen tuba didalam dinding organ.
e. Faktor
peritoneum
Laparoskopi
dapat menengali patologi yang tak
disangka-sangka sebelumnya pada 30 sampai 50% wanita dengan infertilitas yang
tak dapat diterangkan. Endometriosis adalah penemuan yang paling lazim.
Perlekatan perianeksa dapat ditemukan, yang dapat menjauhkan fimbriae dari
permukaan ovarium atau menjebak oosit yang dilepaskan.
(Cristina, 600-607)
5. PENCEGAHAN
INFERTILITAS
a. Berbagai
macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate,
buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut
harus ditangani serius (Steven RB,1985).
b. Beberapa zat dapat
meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh buruk rokok terhadap
jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).
c. Alcohol dalam
jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone testosterone yang
tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).
d. Berperilaku sehat
(Dewhurst,1997).
PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL / SEXUAL TRANSMITED DISEASE’s
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui perilaku
seksual, seperti hubungan seksual, oral sex, dan anal sex.
Penyebab dari penyakit menular seksual ada bermacam-macam yaitu : bakteri(contoh:sifilis, gonorrhea, Chlamydia), jamur (contoh :candidiasis), virus (contoh : HIV, herpes), dan parasit (contoh : scabies).
Penyebab dari penyakit menular seksual ada bermacam-macam yaitu : bakteri(contoh:sifilis, gonorrhea, Chlamydia), jamur (contoh :candidiasis), virus (contoh : HIV, herpes), dan parasit (contoh : scabies).
Beberapa penyakit Menular seksual yang sering adalah :
1. HIV/AIDS
AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala-gejala penyakit yang
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang ditandai
dengan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh. Penderita AIDS mudah diserang
infeksi oportunistik (infeksi yang disebabkan oleh kuman yang pada keadaan
sistem kekebalan tubuh normal tidak terjadi) dan kanker dan biasanya berakhir
dengan kematian.
HIV adalah
sesorang yang telah terinfeksi viru HIV tetapi belum menunjukkan gejala-gejala
klinis, masih tampak sehat dan seperti orang normal.
2. GONORE
Gonore
atau Gonorrhea (bahasa Inggris) atau kencing nanah adalah penyakit kelamin
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae, yang dapat menyerang pria maupun
wanita. Penyakit ini sangat menular terutama melalui hubungan seksual
dengan bergonta-ganti pasangan. Penyakit ini menyerang atau menginfeksi lapisan
dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan (melalui oral seksual), dan
bagian putih mata (konjungtiva), jika terkena mengenai mata. Pada wanita
gejalanya adalah terasa nyeri sewaktu bak (buang air kecil) atau disebut
drysurria, mengeluarkan cairan yang berlebihan dari vagina (vaginal discharge),
demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur,
uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika
berhubungan seksual. Jika tidak segera diobati akan menyebabkan kemandulan.
Pada pria gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa
jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari
penis (menurut wikipedia). Penyakit ini mengintai orang-orang yang melakukan
nikah kontrak dengan bergonta-ganti pasangan sexual. Meskipun penyakit yang
sangat mengerikan dan menular ini dapat diobati, pencegahan adalah langkah
terbaik sebelum tertular. Pencegahan yang paling utama adalah tidak
melakukan aktivitas sexual dengan bergonta-ganti pasangan
3. HERPES
KELAMIN
Herpes
kelamin atau herpes genitalis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), penyakit ini sangat menular dan
mengifeksi daerah kelamin. Gejala dari herpes disebut wabah. Dan biasanya
muncul luka (bisul) di dekat daerah di mana virus telah memasuki tubuh. Mereka
berubah menjadi lepuh, menjadi gatal dan menyakitkan, dan kemudian sembuh dan
kemudian muncul kembali jika ada faktor pemicunya. Kadang-kadang orang tidak
tahu bahwa mereka memiliki herpes karena mereka tidak menunjukkan gejala atau
gejala sangat ringan. Penyakit ini dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan
dan akan tetap akan bermukim didalam tubuh. Tetapi obat dapat membantu tubuh
melawan virus dalam tubuh, dapat membantu mengurangi gejala, menurunkan wabah,
dan menurunkan resiko penularan virus kepada orang lain. Herpes genitalis
umumnya menyerang dan menyebabkan luka pada daerah genital Anda atau dubur,
bokong, dan paha yang dapatkan dari berhubungan seks, bahkan seks oral
yang terinfeksi virus ini. Virus dapat menyebar meskipun tidak ada
luka/bisul. Bayi baru lahir juga dapat terinfeksi virus ini jika sang ibu
mengidap penyakit yang mengerikan ini. Wanita kerap kali tidak sadar bahwa ia
menderita herpes karena lecet terjadi di dalam vagina.
4. INFEKSI
JAMUR atau Candidiasis
Genital/vulvovaginal
candidiasis (VVC) atau disebut juga infeksi jamur, adalah salah satu penyakit
kelamin yang disebabkan oleh jamur. Wanita dewasa lebih rentan terserang
infeksi jamur, jika pertumbuhan jamur melebihi batas normal. Candida (jamur)
selalu hadir dalam dan pada tubuh dalam jumlah kecil. Namun, ketika
ketidakseimbangan terjadi, seperti ketika perubahan tingkat keasaman normal
vagina atau ketika perubahan keseimbangan hormon, Candida dapat berkembang
biak. Gejalanya pada wanita dapat berupa gatal pada kelamin, perasaan terbakar,
keputihan. Jika pada pria biasanya ruam gatal pada penis.
Gejala-gejala VVC serupa dengan banyak infeksi kelamin lainnya, sehingga
sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika memiliki gejala-gejala
tersebut. Infeksi jamur pada kelamin dapat disembuhkan dengan krim anti jamur.
Langkah-langkah ini dapat membantu mencegah infeksi jamur vagina:
-
Mengenakan pakaian dalam dari katun
- Menghindari ketat pakaian yang terbuat dari serat sintetis, seperti nilon
- Gunakan kertas toilet putih nonparfum
- Menjaga kebersihan area genital
- Gunakan handuk (bukan hair dryer) untuk mengeringkan daerah genital
- Melepaskan pakaian renang yang basah sesegera mungkin setelah berenang
- Menggunakan pembalut yang bebas parfum
- Menghindari ketat pakaian yang terbuat dari serat sintetis, seperti nilon
- Gunakan kertas toilet putih nonparfum
- Menjaga kebersihan area genital
- Gunakan handuk (bukan hair dryer) untuk mengeringkan daerah genital
- Melepaskan pakaian renang yang basah sesegera mungkin setelah berenang
- Menggunakan pembalut yang bebas parfum
5. SIFILIS
Sifilis
atau syphilis adalah menyakit kelamin yang mengerikan berikutnya. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema pallidum. Menginfeksi daerah
kelamin, bibir, mulut, atau anus baik pria maupun wanita. Sifilis adalah
penyakit seksual yang sangat menular dari aktivitas kontak seksual dengan
seseorang yang terinfeksi sifilis, pada proses kehamilan dari ibu ke banyinya,
perilaku menyimpang (homoseksual), bergonta-ganti pasangan seksual dan orang
yang terinfeksi HIV. Gejala atau tanda-tanda sifilis luka kecil, bulat, sakit,
pada kelamin, anus atau mulut dan menyebabkan ruam pada tubuh, terutama pada
telapak tangan atau telapak kaki. Kadang-kadang menyebabkan pembengkakan pada
kelenjar getah bening di dekatnya. Banyak orang tidak menyadari gejalanya
selama bertahun-tahun, karena gejala ini bisa datang dan pergi. Dalam
tahap/stadium yang parah sifilis dapat menyebabkan kerusakan otak, saraf, mata,
jantung, pembuluh darah, hati, tulang dan sendi. Jika tidak ditangani dengan
serius sifilis dapat menyebabkan kelumpuhan, mati rasa, kebutaan, cacat lahir
atau keguguran dan yang paling ekstrim dapat menyebabkan kematian.
6. KLAMIDIA
Klamidia
atau chlamydia (bahasa Inggris) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri, yang disebut bacteria Chlamydia trachomatis. Penyakit ini
menginfeksi pria maupun wanita melalui hubungan seksual yang terinfeksi bakteri
tersebut. Penyakit ini memiliki gejala yang ringan, bahkan tidak disadari oleh
si penderitanya, komplikasi yang serius dapat menyebabkan kerusakan permanen
dan infertilitas. Gejala dari klamidia adalah keputihan yang abnormal, terasa
nyeri seperti terbakar ketika berkemih, mungkin terasa nyeri perut bagian
bawah, nyeri punggung bawah, mual, demam, sakit ketika berhubungan seksual dan
lain sebagainya. Jika pada pria gejalanya adalah cairan yang berlebihan pada
penis, perasaan terbakar dan gatal pada sekitar pembukaan penis. Cara
terbaik agar terhindar dari bakteri Chlamydia adalah menjauhkan diri dari
kontak seksual yang terinfeksi bakteri tersebut, menjalankan hubungan yang
sehat dengan pasangan (suami/istri) yang tidak terinfeksi, serta
menjauhkan diri dari pergaulan yang mengarah kepada seks bebas
7. KUTU
KELAMIN DAN KUDIS
Penyakit
kelamin menular selanjutnya adalah kutu kelamin dan kudis yang disebabkan oleh
adanya parasit yang hidup di organ genital kita. Kutu kelamin adalah parasit
yang hidup di rambut kemaluan, ukurannya sangat kecil (lebih kecil atau sama
dengan 1/8 inch), berwana kelabu kecoklatan, menetap pada rambut kemaluan,
tetapi mereka kadang-kadang dapat ditemukan pada rambut tubuh lainnya, seperti
rambut di kaki, ketiak, kumis, jenggot, alis, atau bulu mata. Kutu
kemaluan yang ditemukan di alis atau bulu mata anak-anak mungkin merupakan
tanda paparan seksual atau pelecehan. Kutu ditemukan di kepala umumnya
kutu kepala, bukan kutu kemaluan. Dapat disembuhkan dengan obat cair yang
digosokkan pada rambut kelamin. Pencegahan dengan menjaga kebersihan area
genital, tidak melakukan seks bebas adalah langkah yang tepat agar terhindar dari
kutu kelamin. Sedangkan kudis (scabies) adalah sejenis tungau yang bersembunyi
ke dalam kulit di daerah kelamin, tangan, jari-jari dan rambut dada. Penyakit
ini umumnya Anda diperoleh dari kontak seksual atau kontak fisik dengan orang
lain yang terdapat kutu atau kudis di kelaminnya. Kutu kelamin dan kudis
juga bisa berada di tempat tidur, pakaian, kursi toilet dan handuk yang
terinfeksi. Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menerapkan gaya
hidup higienis adalah satu cara agar terhindar dari kutu kelamin dan kudis
(scabies).
8. BISUL
PADA ALAT KELAMIN
Disebabkan
oleh virus (Virus Human Papilloma atau HPV) dapat muncul berupa satu atau
banyak bisul atau benjolan antara sebulan sampai setahun setelah berhubungan
intim dengan penderita penyakit kelamin tersebut. Pada umumnya tidak dapat
terlihat pada wanita karena terletak di dalam vagina, atau pada pria karena
terlalu kecil. Bisul pada kelamin dapat berakibat serius pada wanita karena
dapat menyebabkan kanker cervix. Bisul pada kelamin ini dapat disembuhkan,
wanita harus menjalankan pap smear setiap kali berganti pasangan intim.
9. TRIKOMONIASIS
Trikomoniasis
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit protozoa yang
disebut Trichomonas vaginalis. Seperti penyakit menular seksual lainnya,
trikomoniasis juga menyerang area genital. Jika pada laki-laki parasit ini
menginfeksi area uretra dan pada wanita vagina adalah tempat yang umum
terinfeksi parasit ini. Pada wanita penyakit ini menunjukkan gejala keputihan
yang tidak biasa, jika ini tidak segera ditangani maka trikomoniasis dapat
meningkatkan resiko tertular HIV. Dan pada wanita hamil dapat mengakibatkan
kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Trikomoniasis dapat disembuhkan
dengan pengobatan resep dokter. Orang yang sedang dalam pengobatan
trikomoniasis tidak diperbolehkan melakukan aktivitas seksual hingga perawatan
selesai. Menjalani pola hidup yang sehat, menjaga kebersihan area vital,
tidak melakukan seks bebas, adalah pencegahan terbaik daripada mengobati. Karena
bukan tidak mungkin orang yang telah sembuh dari trikomoniasis dapat terserang
penyakit ini lagi atau dengan kata lain orang masih bisa rentan terhadap
infeksi ulang.
10. PID
Pelvic
Inflammatory Disease (PID) atau dalam bahasa Indonesia-nya adalah penyakit
radang panggul yaitu istilah untuk radang rahim, saluran tuba atau ovarium
yang berkembang menjadi luka parut dengan perlengketan jaringan atau organ
didekatnya. PID dapat disebabkan oleh virus, jamur dan parasit, namun kasus
yang paling banyak ditemui adalah disebabkan oleh infeksi bakteri. PID
hanya menyerang pada kaum wanita, dan dapat menyebabkan kemandulan. Gejala yang
umum terjadi adalah keputihan, rasa nyeri saat BAK, nyeri perut atau panggul,
sakit saat hubungan seksual atau pendarahan pada siklus menstruasi. Penyakit
ini dapat disembuhkan dengan antibiotik. Segera periksa ke dokter jika anda
menemukan gejala itu. Pengobatan yang tepat dapat mencegah terjadinya
komplikasi termasuk kerusakan permanen pada organ reproduksi wanita.
DAFTAR
PUSTAKA